Senin, 21 Oktober 2013



             "Misteri di Kota Burkin" 


  Burkin merupakan sebuah kota kecil dipinggiran,berpenduduk sedang dan tingkat perekonomian yang sedang pula.Dari sebagian penduduk masih mempunyai faham primitip sehingga adat daerah masih sebagian dipakai.Hingga pada suatu saat wilayah itu dikejutkan adanya kasus pemerkosaan secara misteri yang konon kabarnya dilakukan oleh sosok bayangan hitam yang datang dan menghilang begitu saja.

  Dalam hitamnya malam di kota Omares sebuah sedan hitam melaju pelan menyusuri kota hingga pada akhirnya menepi didepan restoran malam.Tampak seorang wanita separuh baya dengan tubuh yang masih tampak sexy mengenakan pakaian yang minim juga dengan stocking hitamnya menambah hot bodynya.Wanda nama wanita itu yang pelan langkah masuk nenuju restoran malam dan duduk disudut ruang remang.

"mau minum apa nyonya?" tanya seorang pelayan yang menghampirinya.
"saya pesen bir aja"
"minta yang cepet ya" jawab Wanda.

Tak lama sipelayan kembali dengan membawa minuman,sedikit demi sedikit Wanda meneguk minuman itu,saat habis ia kembali memesan pada pelayan sambil membaca e-mail dari Thomas te
man kerjanya minuman dan malam menemani Wanda.Di tengah asyiknya malam antara minuman dan e-mail datang seorang pria yang awalnya duduk di sudut ruang pada arah pandang tempat Wanda..


"sendirian aja?" sapa pria itu.
"seperti yang anda lihat" jawab Wanda.
"boleh ditemani? Sekalian mau traktir minum"
"kebetulan skali"
Dan keduanya tersenyum kemudian perbincangan yang menghangatkan suasana pun bertahta pada meja remang itu.Detik demi detik dilalui tanpa terasa malam mulai larut dan sloki tampak memenuhi meja,dengan nada setengah terdengar teler mereka berbincang.
"Kemana acaranya setelah ini"tanya si pria.
"Kita putari kota dengan mobilku saja dan jika kita lelah dengan jalurnya kita menginap di apartemenku saja" jawab Wanda."
Bagaimana menurutmu?"
"Setuju" jawab pria dengan pasti.

  Keduanya saling berangkulan keluar restoran dengan baju yang tampak tak rapi lagi,setelah masuk ke dalam mobil si pria pun membawanya melaju dan hilang pandang di persimpangan..
"Kita kembali ke apartemenku saja" ajak Wanda. 
"Siap bos" jawab si pria.
Sedan hitam pun melaju menuju apartemen Wanda di pinggir kota.
Mobil laju melambat memasuki parkir di area kompleks,Wanda keluar dari mobil dengan langkah yang tak labil sehingga si pria merangkulnya dan berjalan menuju ke dalam.
Kree.....k tampak pintu dibuka pelan,Wanda langsung menuju kamar depan dan didapatinya putrinya telah terbuai mimpi tampaknya,sementara si pria menutup dan mengunci pintu.
"Ayo kita langsung kekamarku!" ajak Wanda dan tanpa menjawab si pria mengikuti wanita itu menuju kamarnya.Ruangan yang tak begitu lebar dengan lampu remang dan desain miniaturnya membuat suasana romantis terasa.
  Setelah melepas sepatu dan bajunya Wanda merebahkan tubuhnya pada ranjang,tampak jelas payudara yang montok terbungkus bra yang membuat pria itu berulang menelan ludah.Tanpa pikir panjang pria itu segera menanggalkan pakaianya higga hanya cd yang cuma ia kenakan dan tubuh berototnya,tak lama mereka sudah bergelut di atas ranjang dengan buasnya.

  Thok thok thok......,terdengar pintu kamar diketuk,Wanda bergegas meraih gaun dan mengenakanya,terdengar dari luar kamar putrinya memanggilnya.
"Ma...,mama...,bangun ma...!"
"Sudah siang ini ma!"
"Iya...,"
Wanda pun menghampiri pintu sementara si pria masih tidur telanjang diatas ranjang tanpa kain penutup.
Saat pintu kamar di buka tengah berdiri Maura putri Wanda,
"Sudah siang mama gak kerja?"
"Siapa itu ma? Teman mama ya?" tanya Maura sambil mengamati kedalam kamar yang tampak seorang pria telanjang tanpa sehelai kain penutup sedang tertidur diatas ranjang.
"Iya itu teman mama,sudah sana mandi!"
"Mama bikinin sarapan dulu,setelah mandi kamu sarapan sebelum berangkat skolah" ujar Wanda.
Maura pun langsung bergegas menuju kamar mandi.

  Jam dinding menunjukkan pukul 06.30,Wanda telah menyiapkan sarapan dimeja makan.Si pria yang telah bangun kini sudah duduk di meja makan dengan celana pendeknya di temani Wanda.Sesaat si pria tercengang saat Maura keluar dari kamar mandi,putri Wanda itu mengenakan bra dan melilitkan handuk mininya dibawah.Mata si pria melirik mengamati tubuh putih mulus dan dada yang berukuran besar bagi seorang gadis.Walaupun tau Wanda tak memperdulikan hal itu.
"Gila...,anak sama ibunya punya body yang sama bagusnya..,hem..." batin si pria.
Setengah jam kemudian apartemen Wanda itu sudah sepi,setelah putrinya berangkat skolah Wanda pun beranjak ke kantor seiring sang pria yang keluar dari apartemen.
Suasana kesibukan kantor ditemani hangatnya matahari pagi mewarnai ruang redaksi,tampak dua orang menghadap di ruang P.Jhon kepala redaksi,beliau menceritakan sinopsis kejadian di kota Burkin yang ia dapat dari Thomas salah satu stafnya yang juga ikut menghadap pagi itu bersama Wanda.
"Untuk itu saya tugaskan kamu Thommas dan kamu Wanda untuk meliput kasus ini!"
"Siap bos,lagi pula itu daerah mertua saya"
"Sekalian saya bisa tengok mertua,hehehe......" jawab Thommas dengan senyum kecilnya.
"Hemm....,jadi kesempatan ini."
"Tapi gakpapa asal fasilitas kita dijamin!" jawab Wanda dengan candanya.
Tak lama mereka berdua keluar dari ruang kepala dan menuju meja masing-masing.

  Keesokan paginya Wanda telah bersiap-siap untuk pergi ke kota Burkin bersama Thommas teman kerjanya,tak lupa ia telah berpamitan dan berpesan kepada Maura untuk hati-hati dirumah karena ia akan ditinggal ibunya bertugas ke kota lain.Hal ini bukan pertama kalinya Maura ditinggal ibunya bertugas,jadi dia sudah terbiasa dengan hal ini.
"Mama pergi dulu ya,kalau ada apa-apa telpon mama atau minta tolong sama tetangga" ujar Wanda.
"Beres ma,mama juga hati-hati disana ya" jawab putrinya.
Merekapun berpisah di halaman apartemen,Maura menuju sekolahnya dan Wanda langsung menuju stasiun kereta di tengah kota karena Thommas telah mengurus segalanya.
Perlahan sebuah taxi menepi dan berhenti di depan stasiun kota,tampak Wanda keluar dari taxi dengan membawa sebuah koper,di depan pintu masuk sudah tampak Thommas datang menjemput dan membawakan tas Wanda masuk ke dalam ruang tunggu stasiun kota itu.
"Bu Wanda tampak cantik hari ini" ujar Thommas.
"Kamu masih saja seperti yang dulu"
"Gimana mertuamu Thom? Udah persiapan belum menyambut kedatangan kita?"
"Beres Bu.Wanda,ibu mertua sudah aku kabari kemarin".
"Eh..,bukanya dulu kamu pernah cerita kalau ibu mertuamu itu orangnya binal? Hehehe...."
"Ya memang"
"Bahkan menantunya ini pernah menidurinya berulang kali hehehe" jelas Thommas dengan senyum sipu.
"Bisa jadi reuni di ranjang dong nanti hehehe......"
Belum sempat membalas komentar Wanda terdengar suara bel kereta datang dari arah utara.
"Itu kereta sudah datang,ayo lekas bersiap" ajak Thommas.
Keduanya berdiri diatara calon penumpang lainnya dan setelah kereta berhenti berbondong-bondong para penumpang masuk ke dalam kereta.

 
Kereta melaju selama 2 jam perjalanan menuju Kota Kurt,sesampai di stasiun Kota Kurt Wanda dan Thommas turun dari kereta.Dengan paras kusut lelah Thommas memanggil sebuah taxi,
"Antar kami ke kota Burkin pak!" ucap Thommas.
"Baik pak" jawab singkat sopir taxi.
Dalam 10menit mereka sudah sampai di kota Burkin,Thommas menunjuk ke sebuah rumah berukuran sedang dengan pagar kuning dengan arsitektur kuno.Taxi pun melambat menepi dan berhenti di depan rumah.
Thommas mengetuk pintu sementara Wanda berdiri dibelakangnya,
"sebentar" jawab seorang wanita dari dalam rumah.Tak lama pintu terbuka dan tampak wanita setengah baya berdiri menyambut.
"Thom,sudah lama ibu tak melihatmu" sapa wanita itu yang ternyata ibu mertua Thommas.Keduanya berpelukan seolah melepas dahaga kerinduan terpendam.
"Mari masuk!".
Thommas masuk ke dalam rumah dan Wanda mengikuti dari belakang.
"Ayah" sapa Thommas pada pria tua berbadan gemuk yang sedang duduk di ruang tamu.Ayah mertua Thommas menyambutnya begitu Thommas bersujud dan bersalaman.
"Istrimu tak ikut Thom?" tanya ayah mertuanya.
"Maya lagi banyak kerjaan yah"
"Jadi gak bisa ikut,lagian saya kesini ada urusan kerja yah" jelas Thommas."Ow iya,ini kenalkan rekan kerja saya,Bu.Wanda namanya"
Wanda pun berjabat tangan dengan ayah dan ibu mertua Thommas.
"Kalian pasti lelah,ibu sudah persiapkan kamar untuk kalian" ucap ibu Lisa ibu mertua Thommas.
"Jadi merepotkan ibu saja" balas Wanda dengan sopan.
"Tak apalah"
"Ayo ibu tunjukkan kamarnya".
Mereka berdua pun mengikuti ibu Lisa sambil membawa koper masing-masing.Jam dinding menunjukkan pukul 2 siang,Thommas dan Wanda pun beristirahat di kamarnya yang bersebelahan.

  Sementara itu di kota Omares di apartemen Maura tampak baru pulang dari sekolah,setelah melepas sepatu dan stoking ia langsung menyantap makanan yang ia beli di luar.
"Thok thok thok" terdengar suara pintu apartemen di ketuk.
"Ya tunggu sebentar" jawab Maura yang meninggalkan meja makannya karena memang telah habis disantapnya.Setelah mencuci tangan ia langsung menuju pintu dan membukanya.Maura terkejut saat ia mendapati orang yang mengetuk pintu,ternyata pria yang bersama ibunya semalam yang datang.
"Om...,ada perlu apa?"
"Kebetulan om lewat daerah sini jadi om mampir aja"
"Ibumu ada" tanya si pria berlagak tak tahu padahal ia mengerti kalau Wanda sedang bertugas ke kota lain.
"Ibu sedang keluar om"
"Em..,boleh om masuk?"
"Silahkan...." tanpa berpikir panjang Maura mempersilahkan tamunya masuk.
Mereka pun berbincang akrab dengan suguhan minuman alakadarnya yang dibuat Maura.
"Oh iya,perkenalkan nama om Jack Robinson"
"Yah...,panggil aja Jack biar seru" ungkap Jack.
"Ok om Jack,namaku Maura" jelas gadis itu. 
Merekapun berbincang akrab diruang tamu apartemen.
"Ow iya om,sebentar saya mau ganti baju dulu"
"Silahkan" jawab Jack.
Maura pun beranjak dari duduknya menuju kamar depan yang tepat disebelah ruang tamu tempat di depan arah pandang Jack.Saat gadis itu masuk kamar ia tak menutup pintu kamarnya,ia berdiri dalam kamar dengan arah membelakangi Jack dan dengan perlahan ia lepaskan baju seragamnya.Tampak bra hitam melekat di kulit mulus,kemudian gadis itu melepaskan rok yang ia kenakan.Kemudian gadis itu beranjak menuju almari dan mengambil rok mini dan kaos putih ketat,setelah mengambil busana ia kembali ketempat semula dengan posisi seperti awalnya.Pelahan membungkuk untuk mengenankan rok mininya,pantat yang bahenol itu tampak jelas di mata Jack dan pada saat hendak mengenakan kaos Maura agak terkejut mengdengar suara Jack,
"Bodymu bagus juga"
"Sama seperti ibumu" kata Jack.
"Om bisa aja"
"Tapi pasti ada yang beda lho Om" jawab Maura dengan candanya.
"Pasti itu,coba Maura menghadap kesini!"
"Pasti om bisa lebih jelas melihat bodymu yang aduhai itu" canda Jack.
Gadis itupun tak jadi mengenakan kaosnya,perlahan ia membalikan posisi berdirinya dan berhadapan muka dengan Jack.Mata Jack seketika melotot melihat payudara montok milik Maura,
"Hemm...."
"Dadamu bagus Maura" ucap Jack.
Maura tersipu menutupi dadanya dengan kaos putih yang semula dipegangnya.
  Jack masuk kekamar gadis itu dan mendekatinya,tangan Jack meraih kedua tangan Maura yang sedang memeluk menutupi dadanya sendiri itu dan perlahan gadis itupun menurunkan kedua tangannya.Jack kembali mengangkat tangannya dan meraih kedua payudara gadis itu,meremas dengan penuh kelembutan dan gadis itu hanya terdiam seolah ia juga menginginkannya.Makin lama makin keras remasan Jack pada payudara sang gadis membuat matanya terpejam merasakan dalamnya suasana.
"Payudaramu begitu kenyal" ucap Jack sambil melepaskan remasannya.Akan tetapi tak berakhir disitu,tangan nakalnya merambat turun ke bawah meraih rok mini gadis itu dan dalam sekejap ia menanggalkan rok yang dikenakan gadis itu.Sekali lagi Maura hanya diam dan saat ujung hingga pangkal pahanya dijilati bergantian ia mendesah lirih.Saat CDnya di pelorotkan Jack tampak memeknya sudah basah dan Jack tak memperdulikannya dengan terus menjilati sampai ke memek gadis itu.Setelah merasa puas Jack pun berdiri dan menelanjangi dirinya sendiri,tampak penis menegang Maura tak mau tinggal diam,ia merubah posisinya benjongkok didepan Jack dan tak lama penis itupun tenggelam dalam mulut sang gadis.Setelah puas dengan apa yang dilakukan gadis itu Jack kemudian mengangkat Maura ke atas ranjang dan menyetubuhi gadis itu dengan ganasnya,kerap kali Maura menjerit lirih oleh tusukan penis besar milik Jack hingga akhirnya mereka mendesah panjang pada kenikmatan memuncak dan terlentang di atas ranjang.
"Rudal om begitu besar membuat aku nikmat"
"Pantas aja,ibuku pasti puas tadi malam" ucap gadis itu.
"Itu biasa,kalau kamu mau kamu tinggal call om aja!" jawab Jack.




Sementara itu dikota Burkin langit gelap mulai membungkus kota yang juga mulai sepi,hanya lampu-lampu yang meramaikan kota.Di dalam rumah Pak.Hugo mertua Thommas,tampak sedang berbincang-bincang ditemani secangkir kopi masing-masing.Awalnya mereka membicarakan tentang kejadian yang sedang menghantui kota itu,akan tetapi pada akhirnya tawa dan canda mengharumi suasana.
Jam menunjukkan pukul 07.30pm,Pak.Hugo dengan langkah tertatih meninggalkan ruangan untuk beristirahat dikarnakan usianya yang cukup jauh tua dibandingkan dengan istrinya dan juga kesehatanya yang kurang baik.
"Hati-hati pak,pelan aja" seru Bu.Lisa.
Dalam ruangan pun tinggal 3 orang,akan tetapi itupun tak bertahan lama,Wanda hendak keluar untuk membeli sesuatu.
"Bu.Lisa,disini toko kosmetik yang dekat sebelah mana ya?"
"Dek Wanda ke selatan saja,nanti ada perempatan belok kiri lurus trus kalau sudah sampai pertigaan Dek Wanda belok kiri,dekat dari pertigaan itu tokonya" jawab Bu.Lisa. "Tapi jangan sampai lurus,disitu gelap jarang ada perumahan"
"Baik trimakasih"
"Dek Wanda bisa pakai montor di garasi biar cepet"
"Trimakasih,saya jalan saja sekalian menikmati udara malam" jawab tamunya itu sambil meraih jaket yang ada disampingnya.
"Hati-hati Bu.Wanda" sahut Thommas.
"Beres" jawab Wanda singkat dan bayanganya pun tak lagi nampak setelah pintu ia tutup.

  Dengan langkah perlahan Wanda berjalan menyusuri kota,di sepanjang jalan tak banyak yang ia jumpai,hanya segerombolan anak muda dan pedagang kakilima yang sibuk nenawarkan dagangan.Sementara dalam rumah Thommas dan Bu.Lisa sudah duduk bersebelahan merapat.
"Jadi sudah lama dong ibu tak mendapatkan kenikmatan dari bapak? Hehehe" canda menantunya itu
"Ah kamu,bapakmu itu sudah lama tak menyentuh ibumu ini"
"Aduh kasihan ibu".
"Kamu juga sih,tak mau jenguk ibu".
"Maaf bu,jadi ibu kangen juga sama Tom ya? Hehe".
Wanita itu tak menjawab hanya menganggukkan kepalanya.
"Kangen aku atau kangen yang ini bu?" ucap menantunya sambil membuka kancing celana dan mengeluarkan penisnya.Dengan spontan wanita itu membungkukkan badanya dan langsung mengulum penis menantunya itu.
Blum lama ia berhenti mengulum penis itu dan bertanya,
"Nanti kalau ketahuan temanmu itu bagaimana?"
"Tenang saja bu,dia aman kok" jawab menantunya itu,mendengar jawaban itu ia kemudian turun dan berjongkok di depan menantunya yang sedang duduk itu sehingga ia bisa mengulum penisnya dengan leluasa.Setelah beberapa menit lamanya keduanya dikejutkan oleh suara pintu depan yang dibuka,akan tetapi tangan Thommas dengan cepat meraih kepala mertuanya yang hampir melepaskan omotannya itu.Thommas dengan sedikit memaksa mengarahkan ibunya untuk tetap mengulum kontolnya dengan menekan kepala ibunya dengan kedua tangannya dan wanita itupun menuruti kemauan menantunya itu.Tepat seperti tebakan Thommas bahwa yang datang adalah Wanda,sempat terkejut dengan apa yang dilihatnya tetapi ia tak menghiraukannya karna Thommas telah memberi isyarat padanya dan ia pun berjalan melewati mereka menuju kamarnya.
Dari kamar Wanda terdengar jelas walaupun lirih rintihan Bu.Lisa yang sedang merasakan nikmat dari genjotan menantunya itu.
"Mujur benar Thommas,bisa menikmati tubuh anak beserta ibunya" batin si Wanda.
Sofa yang semula diam kini bergoncang keras dan akhirnya cairan putih menyembur diperut Bu.Lisa.
"Ibu masih nikmat seperti dulu" ucap Thommas sambil mengecup wanita itu.
"Kamu sih Thom yang gak ngerti,ibu kan juga kangen genjotanmu yang keras dan liar itu" jawab wanita itu sambil membenahi busananya.Kemudian keduanya menuju kamar mereka masing-masing.

  Keesokan paginya seusai sarapan Thommas dan Wanda berjalan-jalan mencari informasi untuk artikel.Hari mulai menjelang siang dan selama pencarian informasi tadi mereka mendapatkan 3 narasumber.
"Rasanya perut sudah mulai lapar ini" kata Thommas yang tangannya sambil memegangi perutnya.
"ok kita cari tempat makan"
"Cari yang dekat aja ya Tom,itu di depan ada kedai,kita kesitu aja"
"Siap nyonya" jawab Thommas.
Merekapun masuk kedalam kedai yang tampak sudah tua bangunannya hanya saja berukuran luas dan tempat parkirnya pun cukup luas pula.Begitu sampai didalam mereka berdua sedikit tampak kaget,di dalam kedai ternyata banyak pengunjung pria semuanya dan pelayan wanitanya ada beberapa orang dengan pakaian yang bisa di bilang sexy.Rata-rata para pelayannya mengenakan busana ketat dan belahan dada yang begitu tampak jelas.
Wanda duduk disebelah pengunjung lainya sementara Thommas mengikutinya karna hanya tempat itu yang tersisa.Wanda melihat sekeliling banyak pelayan yang menemani pengunjung minum kopi dan perlahan ia melirik ke samping kanan didapatinya dua pria dan seorang pelayan duduk ditengah diatara kedua pria itu.Wanda melirik tangan pria disampingnya yang sedang merayap meraba-raba paha pelayan itu sementara pria yang satunya lagi meremas payudara.
"Gila,kayaknya kedai nakal ini.Salah masuk aku" batinnya.
"Mau pesan apa?" tanya seorang pelayan yang datang.
"Kami pesan makan 2 mbak,kopinya satu"
"Kamu minum apa bu?" 
"Saya minumnya teh hangat saja mbak" jawab Wanda.
Tak lama pelayan itu kembali membawa pesanan dan merekapun langsung menyantapnya karena tak tahan lapar.Sesekali mereka melirik ke depan mereka tampak seorang pelayan wanita sedang menemani seorang pria yang sedang merangkul dan memegangi payudara wanita itu.Seusai makan mereka bercakap-cakat sambil menikmati minuman,Thommas sempat terkejut ketika tangan Wanda meraba dan mencoba memegang penisnya yang memang agak menegang.Thommas cepat tanggap dengan situasi itu,kancing celana ia lepas kemudian tanganya menuntun tangan wanita itu masuk ke dalam celanana sambil merangkulnya.Wanda pun pelan-pelan mengocok penis yang sudah menegang itu.Tindakan Wanda itu menjadi perhatian pria yang duduk berhimpitan disebelahnya.Setelah 10menit kemudian Thommas membenahi celananya karna Wanda melepas kocokannya,kemudian ia berdiri dan berjalan menuju meja pelayan,
"Mbak,kamar mandinya dimana ya?"
"Mas jalan aja kekiri,nanti dipojok ada toilet"
"Apa perlu diantar mas?" jawab pelayan itu sambil tersenyum.
"Boleh kalau tidak merepotkan mbak"
Merekapun berjalan masuk menuju toilet,sementara Wanda masih duduk diam menikmati teh hangat.Karena duduk begitu dekat sesekali siku tangan kiri pria di sebelah Wanda menyentuh payudaranya dan melihat Wanda diam saja semakin sering pria itu menyentuhkan siku tangannya pada payudaranya.Melihat keisengan pria di sebelahnya itu ia dengan sengaja menarik rok mini yang ia kenakan itu sehingga hampir semua paha kanannya nampak membuat sang pria semakin penasara.Kini sang pria melepaskan wanita disebelah kanannya yang semula ia raba-raba dan berpaling arah ke Wanda.
"Kemana temannya tadi mbak?" tanya sang pria berbasa-basi.
"Lagi ke toilet mas"
"Kok gak ditemani?" tanya pria itu sambil tangan kanannya memberanikan diri memegang paha kanan Wanda yang sudah terbuka itu.
"Males mas" jawabnya sambil membiarkan tangan pria itu mengelus-eluh hampir hingga pangkal pahanya.
Sejenak mereka terdiam hanya tangan pria itu yang terus mengelus-elus pahanya dan pada akhirnya ujung-ujung jari si pria itu menyentuh bibir memeknya yang terbungkus cd itu.Tak lama ia pun mulai mendesis dan mendesah dan merapatkan tubuhnya pada tubuh sisi kiri sang pria.
"Hhhoohh....."
"Ukhh......" desahnya lirih.
"Masukkan saja mas!" bisiknya. 
Begitu mendengar bisikannya jari  tangan sang pria mulai nakal merayap masuk ke dalam cd melalui sisi samping cdnya.Wanda mulai mendesah lagi tatkala jari-jari kasar itu menyentuh bibir vaginanya dan melihat sikon pada saat itu sang pria tak mau berlama-lama bermain,saat mulai membasah tangan kasar itu langsung masuk lubang memeknya.Seketika Wanda menggeliat,tangan kanannya mencengkeram paha kiri sang pria dan sementara tangan kirinya memegang erat kursi.Sikap nakal Wanda tak berubah mulai dari masa remajanya sampai saat ini,bahkan pada pria yang baru di kenal pun ia rela berbagi kenikmatan dan menyerahkan tubuhnya untuk dinikmati laki-laki.
Setelah cukup lama memeknya di kocok akhirnya pun vagina itu basah membanjir dan sang pria pun menarik kembali tangannya.Saat Wanda membenahi roknya Thommas keluar dari balik dinding jalan menuju toilet bersama pelayan yang mengantarkannya tadi dan menghampiri kasir untuk membayar.
"Mas,ini kartu nama saya" kata Wanda sambil mengeluarkan kartu nama dari dalam tasnya.
"Kamu bisa hubungi saya lewat nomer yang ada disitu"
"Ok,nanti mbak saya hubungi"
"Trimakasih mbak"
"Sama-sama" jawabnya sambil berdiri meninggalkan tempat dan keluar dari kedai itu.
Di sepanjang perjalanan Thommas mengeluh tapi apa yang ia keluhkan Wanda tidak tau.
"Sial..." keluh Thom.
"Kenapa sih Thom dari tadi aku dengar kamu mengeluh terus?"
"Tadi di toilet aku ngesex sama pelayan tadi"
"Trus kenapa mengeluh?" tanya Wanda.
"Aku belum puas tapi dia menyudahi permainan"
"Dasar...! Sudah puas ia lari"
"Hemm.....,dasar kamunya juga yang nakal Thom"
"Bu Wanda"
"Ada apa Thom?" 
"Nanti sampai di rumah aku tidur di kamar bu.Wanda ya?"
"Alasan,ngomong aja mau niduri aku gitu!" jawab Wanda.
Sesampainya dirumah mertuanya Tom mengajak Wanda masuk ke kamar Wanda karena dilihatnya dalam rumah tampak sepi dan seperti rencana Thom dengan buasnya menikmati tubuh montok rekannya itu.Wanda kerap kali menggerang karna genjotan Thom yang begitu kasar dan ukuran penis Thom yang cukup besar itu menusuk keras juga ke memek Wanda sehingga kenikmatanpun terasa.
  Hari menjelang malam,langit gelap mulai menghiasi kota dan tiap sudut kota tampak reda dari lalu lalang orang.Seusai mandi dan makan bersama Wanda bersantai di depan tv bersama bu.Lisa,sementara pak.Hugo membaringkan tubuh dikamarnya dan Thommas menikmati sebatang rokok di teras rumah mertuanya itu.
  Kriiing.....Kriiing.....Kriiing......!
Bunyi panggilan dari HP Wanda dan bergegas ia mengambilnya dari meja didepannya.
"Halo..."
"Hai,ini aku mbak,Lham"
"Lham siapa ya?" tanya Wanda sambil bingung mengingat nama itu.
"Aku yang tadi siang ketemu mbak di kedai makan" tutur pria ditelepon.
"Ow iya,lagi dimana kamu?" sapanya sambil senyumnya terlahir dari bibirnya.
"Aku di depan Fresh Market mbak"
"Eh mbak Wanda lagi sibuk gak?"tanya Lham.
"Gak,memangnya mau ngajak keluar?"
"Ya kalau Mbak Wanda tak keberatan"
"Beleh lah,saya ganti baju dulu nanti kita ketemu di Fresh Market"
"OK" jawab pria itu singkat dan keduanya menutup telpon masing-masing.
  Setelah ganti busana Wanda keluar dari kamar,sejenak bu.Lisa mengamati Wanda yang memakai rok pendek ketat dengan atasan kaos yang ketat pula disertai belahan yang lebar sehingga belahan payudaranya nampak jelas.
"Sudah berumur tapi kok dandan kayak anak muda saja orang ini" batin bu.Lisa.
"Saya keluar dulu ya bu,ada urusan sama teman". pamit Wanda.
"Iya,hati-hati" jawab bu.Lisa sopan.
Sesampainya didepan Wanda berpamitan juga dengan Thom dan tubuh serta bayangannya pun hilang disudut trotoar.Tak begitu lama ia sampai ditempat tujuan karena tempat itu memang tak jauh dari tempatnya menginap.
Sejenak Wanda berhenti,wanita paruh baya itu mengamati sekeliling sambil memutar tubuhnya.Tak lama tampak seorang pria yang lebih muda darinya datang menghampiri.Ternyata pria itu Lham teman Wanda yang memang sudah menantikan kehadiran Wanda sejak dari tadi.Keduany berbincang di depan market.
"Eh enaknya kita kemana mbak?"
"Aku nurut kamu saja,aku gak tau tempat daerah sini" jawabnya.
"Gimana kalau kita ke tempat karaoke saja mbak?"
"Boleh juga"
"Biar nyaman dan enak kita" jawab Lham sambil menggandeng Wanda yang usianya kira-kira 8 tahun lebih tua darinya.Setelah keduanya masuk dalam mobil Lham membawa laju mobilnya menuju tempat karaoke.
Sementara Thom merasa kesepian diteras rumah kembali masuk ke dalam menemani mertuanya didepan televisi.Sesekali suara batuk pak.Hugo terdengar dari dalam kamarnya,akan tetapi Thom smakin merapatkan tubuhnya ke samping mertuanya itu seolah tak memperdulikan pak.Hugo ayah mertuanya itu.
"Aaakhh....Thom jangan mulai nakal kamu" kata ibu mertuanya itu yang pahanya mulai dirabanya hingga mengenai bibir memek mertuanya itu.
Tapi Thom tak memperdulikannya dan bu.Lisa pun seolah tak memberikan perlawanan hingga pada satu masa tangan Thom dapat masuk ke sela CD bu.Lisa.Wanita itu mulai mengejang tatkala memeknya mulai dimasuki jari-jari nakal menantunya itu dan smakin lama smakin membasah pula didalamnya.
  Karena tak tahan dengan perlakuan menantunya itu Bu.Lisa kemudian berdiri dan melepaskan C.D yang dekenakannya,kemudian jongkok didepan menantunya itu sambil mengulum penis yang sudah mulai tegang dan mengeras itu.Selang 2 menit wanita itu menaiki menantunya yang sedang duduk itu dan mereka pun melakukannya,saling mengumbar nafsu,berburu kepuasan diantara jerit rintih kenikmatan.

   Di lain tempat nampak mobil Lham parkir di depan tempat karaoke,dalam 1 kamar yang telah Lham boking tampak mereka sedang santai menikmati snack dan minuman sambil mendengarkan lagu yang mereka putar.

"Mbak Wanda kemarin bikin sensasi luar biasa bagiku" ujar Lham.
"Abi dipameri terus seh" jawab wanita yang usianya lebih tua darinya itu.
"Mbak bukan orang sini ya?"
"Memang,aku dari Omares"
"Aku datang kesini untuk menulis tentang kasus pemerkosaan misteri disini" tegas Wanda.
"Owh jadi begitu mbak"
"Memang saat ini kejadian itu gempar di daerah sini mbak"
"Bisa kamu ceritakan tentang kasus itu Lham?"tanya Wanda berharap mendapatkan bahan untuk tulisannya.
Si pria itu terdiam dan menyengir,tapi tak lama kemudian ia berkata,
"Aku bisa saja memberi informasi tentang pemerkosaan itu kepada mbak,asalkan...." ia menghentikan ucapannya sambil memandangi body dan buah dada yang montok milik Wanda.
"Asalkan apa Lham?" sahut Wanda dengan rona wajah yang melukiskan seribu tanya.
"Asalkan mbak mau saya perkosa dulu" jawabnya sambil tersenyum.
"Itu masalah gampang,sekarang aja kamu bisa perkosa saya dan kamu juga bisa nikmati tubuhku  sepuasnya!" jawab wanita itu dengan tersenyum seolah tak merasa keberatan sedikitpun dengan permintaan itu.
Tanpa banyak kata tangan Lham bergerilya ke sekujur tubuh Wanda dan seperti yang sudah dikatakan ia pun menikmati tubuh montok wanita itu.Wanda pun merintih menahan hujaman dari penisnya yang memang berukuran cukup besar yang membuat wanita itu merasa nikmat.Dalam ruang karaoke yang telah mereka sewa itu kini bersuara gaduh antara musik dan jeritan Wanda.
Setelah mendapatkan kepuasan dari wanita itu Lham mengenakan bajunya dan menyandarkan tubuhnya pada sofa dan Wanda pun melakukan hal yang sama.Kemudian Lham menceritakan tentang misteri yang melanda daerah itu,ia bercerita tentang seorang kepala suku yang tinggal di atas bukit dan juga tentang kepala polisi yang cukup aktif menangani kasus itu.
Setelah malam mulai larut Wanda mengajak Lham untuk pulang.
Seusai dari meja kasir mereka berdua pun meluncur pulang dengan sedah hitam milik Lham,perlahan mobil Lham telah sampai di depan rumah bu.Lisa.
"Sampai ketemu lagi Lham,kalau kamu mau kamu bisa ajak aku keluar lagi Lham"
"Ok deh mbak,nanti kalau kontolku ngaceng aku telpon mbak lagi"
"Ok trimakasih untuk hari ini"
"Sama-sama mbak,bye"
Wanda melambaikan tangan seiring sedan Lham yang mulai hilang dikegelapan malam.
Wanda masuk kedalam rumah tanpa harus mengetuk pintu karena memang belum dikunci oleh pemilik rumah,dengan perlahan ia mengunci pintu dan berjalan menuju kamarnya.
Sesampainya di ruang tengah ia berhenti sejenak dan tersenyum melihat Thom sedang memakai boxer sambil nonton tv dan ibu mertuanya tidur dipangkuannya dengan sehelai kain yang tak dapat menutupi seluruh tubuh bugilnya,kemudian Wanda berjalan dan masuk ke dalam kamarnya.

  Jam di dinding menunjukkan pukul 12 malam sementara Thom masih didepan tv sambil tangan kanannya meremas-remas payudara mertuanya itu yang masih tidur dipangkuannya.Ditengah keasyikan itu tiba-tiba lampu padam,ia mengangkat kepala b.Lisa yang tidur dipangkuannya dengan maksud hendak mengambil korek api di meja.Saat ia dapat berdiri tiba-tiba terasa benda keras menghantam kepalanya dibagian belakang dan sejak itu ia tak sadarkan diri.
  Selang kurang lebih 2 jam kemudian Thom siuman dari pingsan,saat membuka mata ia dapati lampu telah menyala dan tv juga masih menyala hanya saja posisi dia sekarang duduk dengan tangan terikat dibelakang dan mulut yang tertutup plester sehingga ia tak dapat bicara.Perlahan ia menoleh ke samping kanan,di atas lantai ia dapati ibu mertuanya dan Wanda tengah terlentang sejajar di atas lantai tanpa alas,mulut dan mata mereka tertutup kain sementara tangan keduanya juga terikat keatas.Perlahan ia mengamati kedua tubuh bugil wanita itu kebagian bawah,pada vagina keduanya tampak sedikit cairan putih kental yang menetes dari bibir vagina keduanya.
Thom pun berusaha melepaskan diri dan setelah itu melepas ikatan kedua wanita itu.
  Keesokan paginya mereka bertiga bersikap seperti biasa seolah tak terjadi apa-apa,hal itu dilakukan untuk menyembunyikan kejadian semalam dari P.Hugo,karena akan berakibat buruk bagi kesehatanya apabila ia mengetahuinya.
Seperti biasa kedua wanita itu telah menyiapkan sarapan dan menyantapnya bersama P.Hugo dan Thom.Seusai sarapan pagi Wanda dan Bu Lisa berbincang diteras rumah dengan secangkir teh hangat.
"Mbak,saya bertrimakasih banyak lho sudah merepotkan mbak.Lisa" ucap Wanda.
"Biasa sajalah,sudah kewajiban saya menjamu tamu dirumah"
"Sebetulnya ingin balas budi sama mbak.Lisa tapi bingung caranya gimana mbak,hehe..."
"Gimana mbak kalau nanti siang mbak.Lisa tak ajak keluar cari hiburan segar gitu?"
"Mau gak mbak.Lisa?" tanya Wanda.
"Mau diajak kemana aku dek?".
"Gimana kalau kita ke karaoke saja mbak?" ajak Wanda.
"Boleh lah,terserah dek Wanda saja" ujar wanita itu yang memang sudah lama tak mendapat hiburan dan udara segar di luar.Tiap hari ia slalu dirumah melayani sang suami yang kesehatannya kurang baik karna usia yang memang sudah tua.
Seperti yang sudah direncanakan sehabis makan siang mereka berdua bersiap hendak berberbenah dan saat B.Lisa hendak masuk kekamar dengan maksud untuk berganti pakaian dan berdandan tiba-tiba Wanda menghadang langkahnya dan berbisik padanya,
"Tak usah pakai pakaian yang panjang dan ribet mbak!" bisik Wanda,dan ia pun menganggukkan kepalanya kemudian masuk dalam kamar.Wanda lebih dulu selesai dan menunggu Bu Lisa di ruang tamu,tapi tak lama yang ditunggu datang dari dalam.
"Suadah siap mbak?"
"Sudah dek Wanda,Tho juga sudah saya beritahu untuk jaga bapaknya" ujar Bu.Lisa.
"Baiklah ayo kita jalan mbak."
"Hati-hati,cepet pulang ya!" seru Thom dari dalam ruang tengah sambil melihat tv.
"Ok Thom." jawab Wanda singkat sambil melangkah keluar meninggalkan rumah itu.
Diperempatan jalan tak jauh dari rumah tiba-tiba Wanda mendekat ke sebuah mobil sedan hitam yang sedang parkir ditepi jalan kemudian ia mengetuk kaca pintu mobil itu.
"Langsung masuk saja mbak" ajak Lham setelah membuka kaca pintu mobilnya bersama temannya didalam dan kedua wanita itupun masuk ke dalam mobil.Dalam perjalanan mereka berempat saling berkenalan dan dalam waktu singkat mereka sudah bercanda akrab seiring laju mobil yang pelan membuat suasana hangat.
Sesampainya di tempat tujuan Lham memarkir mobilnya dan kemudian mereka berempat masuk ke dalam tempat karaoke itu,saat Lham dan temannya sedang memesan ruangan kedua wanita itu telah masuk ruangan lebih dulu,
"Lham,wanitanya kok sudah berumur gitu to" bisik Toni.
"Udah,yang penting kita happy dan bisa menikmati tubuhnya sampai puas!" jawab Lham lirih.
"Boleh juga,biar tua tubuh mereka bagus juga dan montog"
"Tapi ingat,untuk hari ini yang bakalan kita nikmati tubuhnya yang pakai baju biru itu" seru Lham pada Toni.
"Tak masalah,dadanya lumayan montok bikin ngaceng juga" jawab Toni tersenyum,kemudian mereka menyusul ke dalam.
Di dalam ruangan musik telah terputar dan Lham telah mengunci ruangan itu dari dalam.Lham duduk disebelah kanan Wanda,dikiri Wanda adalah Bu.Lisa yang duduk dengan tidak tenang karena dari kirinya Toni merapatkan tubuhnya sambil tangannya mencoba menggerayangi tubuh wanita itu.
"Santai saja mbak"
"Hari ini kita senang-senang pokoknya" ujar Wanda 
"Jangan kayak gitu ah" ucap Bu.Lisa yang mencoba menyingkirkan tangan Toni yang menjalar ditubuhnya.Akan tetapi Toni tak menghiraukan sedikitpun apa ucapan wanita itu malah Wanda kini menggeser duduknya dan tempatnya digantikan Lham.Kini ada 2 pria yang duduk menghimpitnya dan Bu.Lisa tak mampu berbuat banyak saat mereka meraba-raba tubuhnya,hanya desahan dan rintihan lembut yang mewakili pikirannya.Smakin lama tubuhnya smakin mengejang tatkala Lham memainkan jari tangannya pada daerah vagina wanita itu dan akhirnya kejadian yang tak diduganya pun terjadi bahwa ia hanya pasrah ditelanjangi dan tubuhnya dinikmati oleh kedua pria yang baru dikenalnya itu.Tak ada dalam benak pikirannya kalau ia harus melayani nafsu buas dua pria itu dan sedangkan Wanda hanya menyaksikan ia menjerit merintih seolah telah diatur skenario.Cukup lama dua penis besar itu menghujami vaginanya dengan bergantian hingga mereka puas dengan menyemburkan cairan putih kental diatas perut wanita itu.

  Hari mulai menjelang malam dan lampu-lampu jalan pun mulai memberikan nuansa malam pada sinarnya.Tampak dalam ruangan disudut tempat karaoke itu Bu.Lisa berbenah merapikan pakaiannya dan tak lama mereka berempat keluar dari ruangan yang telah disewa itu.Suatu kebetulan tepat didepan pintu masuk mereka berpapasan dengan 3 orang laki-laki yang berbusana rapi,ditengah tampak pria dengan perut sedikit buncit yang diiringi 2 pemuda berbadan kekar yang tampak seolah seperti pengawalnya.Hanya saja Wanda tertuju pandang pada tangan kirinya yang tampak dibalut kain putih seolah bekas luka dan itu mengingatkan Wanda akan kejadian dimana ia dan Bu.Lisa diperkosa pria misterius di malam itu dan Wanda sempat melukai tangan kiri bagian luar dengan pisau tampak persis seperti luka di tangan pria itu.
"Siapa itu tadi mbak?" tanya Wanda.
"Pria yang baru masuk itu tadi maksudmu dek?"
"Itu kepala kepolisian kota" jawab Bu.Lisa.
Wanda hanya mengamati sampai pria itu masuk ke dalam dan selanjutnya kedua wanita itu diantar pulang dengan sedan hitam Lham.Setelah sampai didepan rumah Lham melambat dan menghentikan mobilnya di depan rumah.
"Sampai ketemu lagi" ucap Wanda.
"Kapan-kapan ajak kita lagi mbak,kami slalu siap" jawab Lham tersenyum.
"Jangan lupa ajak aku juga mbak hehe...." sahut Toni.
"Oke" jawab Wanda singkat dan meninggalkan mereka berdua menuju dalam rumah bersama Bu.Lisa.

  Malam harinya Wanda mendiskusikan tentang kepala polisi yang ia jumpai sore itu dan Thom pun tak banyak bicara,ia langsung menghubungi intelegen daerah dan pada bulan purnama berikutnya kepala polisi itu berhasil ditangkap saat melakukan aksi bejatnya.
.
1